April, Apple Watch Sudah Bisa Dibeli

KOMPAS.com – Setelah beredar beberapa rumor, Apple akhirnya mengungkap penjualan perdana jam tangan pintar besutannya, Apple Watch. Pada saat pengumuman laporan keuangan kuartal IV 2014, CEO Apple Tim Cook mengatakan, Apple Watch mulai dipasarkan dan sudah bisa dibeli pada April mendatang.

“Pengembangan Apple Watch sesuai dengan jadwal. Kami akan mulai memasarkannya karena sudah banyak yang menanti-nanti produk ini,” kata Cook, sebagaimana dilaporkan Cnet dan dikutip KompasTekno, Rabu (28/1/2015).

Apple Watch merupakan kategori produk teranyar Apple setelah merilis iPad pada 2010. Arloji pintar tersebut juga merupakan “produk baru” Apple yang pertama sejak dipimpin Cook.

Sebelumnya, Cook pernah berjanji bahwa sepanjang 2014 Apple akan merilis produk-produk dahsyat dengan inovasi baru. Kata dia, produk-produk baru itu akan mendulang sukses sama seperti iPhone, iPad, dan iMac.

Janji Cook tampaknya berbanding lurus dengan keyakinannya ihwal penerimaan pasar atas Apple Watch. “Saya menggunakan produk ini setiap hari dan saya tidak bisa hidup tanpanya. Kami akan membuat peningkatan tajam dalam pemasaran produk ini,” kata dia.

Apple Watch akan hadir dalam tiga varian, yakni Standard, Sport, dan Edition, serta beberapa macam pilihan tali dengan desain berbeda.

Arloji pintar ini dibanderol dengan kisaran harga 349 dolar AS atau Rp 3,5 juta untuk cangkang berbahan aluminium, 500 dolar AS atau Rp 6,3 juta untuk bahan stainless steel dan kristal safir, hingga ribuan dolar AS untuk bahan emas.

BlackBerry: Apple iMessage Harus seperti BBM

KOMPAS.com – Kebanyakan aplikasi pesan instan bersifat multi-platform alias tersedia di lebih dari satu jenis sistem operasi mobile. Tetapi tidak demikian halnya dengan iMessage, aplikasi pengirim pesan yang hingga kini hanya ada secara eksklusif di platform iOS besutan Apple.

Keadaan itu dipandang mesti berubah oleh CEO BlackBerry John Chen.

“Tak seperti BlackBerry yang memungkinkan pengguna iPhone untuk mengunduh dan menggunakan layanan BBM, Apple tak mengizinkan pengguna BlackBerry atau Android untuk memakai iMessage,” tulis Chen dalam sebuah posting blog yang dikutip Kompas Tekno dari Cnet, Jumat (23/1/2015).

Chen rupanya keberatan dengan sikap sejumlah pemain di industri teknologi yang masih membeda-bedakan akses terhadap konten atau aplikasi berdasarkan jenis platform.

Dia mengaitkan hal tersebut dengan isu net neutrality di AS, yang menyatakan bahwa penyedia layanan internet (ISP) tak boleh memprioritaskan trafik ke situs atau layanan tertentu.

Kalau dibiarkan, lanjut Chen, langkah “diskriminatif” seperti yang dilakukan Apple dengan iMessage bisa membikin ekosistem wireless broadband dua tingkat, di mana iPhone dan Android yang duduk di tingkat pertama bisa terus menikmati konten dan aplikasi yang lebih luas dibandingkan platform lain.

“Penyedia aplikasi atau konten seharusnya tidak dibolehkan melakukan diskriminasi berdasarkan sistem operasi mobile yang dipakai oleh pengguna,” imbuhnya.

iMessage yang memungkinkan para pengguna gadget Apple saling berkirim pesan secara gratis merupakan salah satu daya tarik produk-produk besutan perusahaan tersebut, seperti iPhone, iPad, dan Mac. Oleh karena itu, kecil kemungkinan Apple bakal membuka akses iMessage untuk platform lain seperti yang dilakukan BlackBerry dengan BBM.

Layanan BBM sendiri pada awalnya hanya untuk handset bikinan BlackBerry. Baru pada Oktober 2013, BlackBerry meluncurkan aplikasi BBM di platform Android dan iPhone menyusul penjualan handset yang terus menurun karena kalah bersaing dengan dua pesaingnya tersebut.

Samsung Resmikan Z1, Ponsel OS Tizen Rp 1 Jutaan

KOMPAS.com – Setelah sekian lama setia menggunakan sistem operasi Android, Samsung pelan-pelan mulai beralih. Melalui produk teranyarnya, Samsung Z1, pabrikan asal Korea Selatan ini menjajal sistem operasi mobile Tizen.

Dikutip KompasTekno, Rabu (14/1/2015) dari Pocket-lint, Samsung Z1 merupakan produk smartphone Samsung pertama yang menggunakan OS Tizen. Produk-produk Samsung lainnya, seperti televisi, juga akan menggunakan OS Tizen.

Beralihnya Samsung ke Tizen disebut-sebut sebagai langkah Samsung untuk lebih mandiri dan tidak bergantung pada Google.

Samsung Z1 memiliki spesifikasi layar PLS TFT 800×400 selebar 4 inci dengan tampilan resolusi 233 ppi. Prosesornya menggunakan dual-core 1,2 GHz, dipasangkan dengan RAM 768 MB.

Resolusi kamera belakang smartphone ini 3,15 MP, dilengkapi LED flash. Adapula kamera depan dengan kualitas VGA dan dilengkapi pendeteksi wajah. Kelengkapan lainnya, Samsung Z1 mendukung jaringan 3G, Wi-Fi, Bluetooth 4.1, FM radio, dan dual SIM.

Atas spesifikasi tersebut, ponsel pintar ini dibanderol dengan harga sekitar Rp 1 jutaan.

Lenovo Perkenalkan Smartband “Tinta Elektronik’

KOMPAS.com – Lenovo ikut terjun ke dalam persaingan wearable gadget. Produsen gadget asal Tiongkok itu menggarap gelang cerdas Vibe Band VB10 sebagai debutnya.

Smartband ini dibanderol dengan harga terjangkau dan menggunakan tinta elektronik (e-ink) sebagai layar.

Dikutip dari KompasTekno dari Cnet, Selasa (6/1/2015), VB10 merupakan gelang cerdas berbahan logam dengan strap terbuat dari karet. Kombinasi tersebut membuat smartbandini memiliki kesan sporty dan mewah.

Lenovo membekali smartband ini dengan fitur penjejak aktivitas (fitness tracking) dansmartwatch. Fitur fitness tracking di dalamnya berupa pencatat jumlah langkah, kalori, jarak yang ditempuh serta pola tidur penggunanya.

Sedangkan, fitur smartwatch berupa kemampuan menerima notifikasi telepon, pesan teks, dan jejaring sosial dari smartphone penggunanya.

Hal paling menarik dari VB10 adalah daya tahannya yang diklaim mencapai 7 hari. Pengguna juga bisa santai memakainya saat mandi.

Smartband ini memang telah mengantongi sertifikasi Ipx7 yang mengindikasikan kemampuan anti-air sampai kedalaman satu meter selama 30 menit.

Lenovo berencana meluncurkan VB10 pada April 2015. Harga banderolnya adalah 89 dollar AS atau sekitar Rp 1,1 juta. Dengan banderol tersebut, smartband besutan Lenovo ini diprediksi bakal jadi penantang jam pintar Pebble.

Pesaing Pebble

Tinta elektronik atau e-ink merupakan teknologi layar yang berupaya menirukan tampilan tinta di atas kertas. E-ink dapat memantulkan cahaya layaknya kertas biasa.

Kemampuan tersebut membuat layar jenis ini lebih nyaman ketika digunakan untuk membaca. Teknologi ini pun cenderung membuat konsumsi daya lebih hemat.

Sebelumnya telah ada sejumlah smartwatch yang menggunakan e-ink sebagai layarnya. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Pebble. Smartwatch tersebut dibekali kemampuan pencatat aktivitas dan bisa menampilkan notifikasi dari smartphone Android serta iOS.

Saat ini ada dua jenis yang telah beredar, Pebble Watch seharga 99 dollar AS dan Pebble Steel seharga 199 dollar AS.

Atur Smartphone Agar Mati-Nyala Otomatis

KOMPAS.com – Banyak yang biasanya tetap mengaktifkan smartphone-nya ketika sedang tidur padahal sudah pasti tidak digunakan.

Sebetulnya, akan lebih baik smartphone dinonaktifkan ketika sedang tidur namun tentu ini akan sedikit merepotkan.

Nah, di smartphone Oppo R5 telah dilengkapi dengan fitur Timing Power On/Off yang memungkinkan untuk dapat mengatur jadwal waktu smartphone menjadi aktif atau nonaktif.

Tentunya dengan fitur ini akan memudahkan ketika sudah tertidur namun lupa
menonaktifkan smartphone. Selain itu, fitur ini akan membuat smartphone menjadi hemat baterai.

Untuk mengaktifkan fitur ini dapat langsung mengunjungi Settings dan memilih menu More. Selanjutnya dapat memilih menu Timing Power On/Off.

Atur waktu di mana smartphone menjadi aktif dan nonaktif. Misalnya, memilih smartphone nonaktif pada jam 22.00 dan smartphone aktif pada jam 05.00.

Setelah pengaturan waktu selesai dilakukan maka secara otomatis fitur Timing Power On/Off akan aktif.